Sebuah Doa dan Dia



Sebelum lanjutkan, alangkah baiknya jikalau kalian mengetahui bahwa tulisan ini hanyalah hasil dari kegabutan di hari lebaran.

Seperti fyp di Tik-tok yang mengatakan kalau setelah Shalat magrib hari lebaran terasa sepi dan suasana berubah menjadi sedih. Kata-kata itu ada benarnya karena selama satu bulan, setelah magrib selalu terdengar lantunan Al-Quran, Shalawat, dan Dzikri di setiap penjuru arah. Bahkan tak jarang pula banyak remaja dan anak-anak bermain dengan lepasnya.

Kemarin tepat setelah Pemerintah menetapkan lebaran jatuh pada dua Mei 2022, Takbir berkumandang di setiap Surau di sekitar Rumah. Semua orang merayakan dengan cara menyalakan kembang api dan petasan yang menghiasi langit malam. Terlebih lagi, berkumpulnya seluruh keluarga untuk bercerita dan bergurau menjadi peristiwa yang paling ditunggu.

Tak terasa malam mulai menampakkan puncaknya, Ibu bercelatuk di tengah ramainya petasan dan takbir, “Yang hidup senang merayakan lebaran, tapi orang yang sudah berhadap pada sang Ilahi sedang menunggu waktu untuk di siksa apalagi yang baru meninggal,” ungkapnya yang masih fokus membuat adonan kue untuk esoknya. Seketika suasana menjadi hening entah apa yang kami pikirkan saat itu, mungkin memikirkan keadaan keluarga yang sudah di panggil Ilahi.

Setiap tahun pasti salah satu keluarga membicarakan terkait hal itu, entah apa tujuannya sehingga saya berpikir bahwa mungkin kita terlalu berbahagia sampai lupa bahwa keluarga yang sudah tiada membutuhkan doa untuk menghadapi hari esok. Dari setiap ajaran yang mereka berikan mengatakan bahwa orang Wafat setelah Shalat ‘Eid akan kedatangan Malaikat untuk mempertanyakan beberapa hal. Sehingga doa yang dipanjatkan oleh keluarga akan menenangkan dan meringankan atau bahkan menyelamatkan. Entah itu benar atau tidak. 

Saya berpikir bahwa bagaimana keadaan dia nanti, apa yang akan terjadi? Semua berputar dalam otak hingga tak terasa air mata mengalir deras. Sempat berpikiran bahwa jika di dunia saya bisa membantunya dengan kelembutan, ketenangan, maupun dalam bentuk pelukan tapi untuk sekarang sudah tidak bisa sehingga satu-satunya yang bisa dilakukan adalah berdoa.

Perkataan ibu selalu berputar sampai matahari sedikit memunculkan warna merahnya. Semua orang sibuk dengan jajanan dan baju yang disiapkan untuk pergi ke Masjid. Saya memang selalu tidak mengikuti Shalat Eid dengan alasan membereskan dapur dan rumah tapi itu juga tidak dibenarkan. 

Waktu enam pagi seluruh orang tua dan kakak sudah pergi ke Masjid. Sepi, itu adalah suasana yang pertama kali saya rasakan sehingga ucapan ibu tadi malam terbesit kembali diiringi dengan wajahnya yang tersenyum. Untuk ke sekian kalinya, saya berusaha untuk mengalihkan dengan membereskan dapur yang berantakan dengan jajan dan makanan untuk tamu nanti. Namun, perkataan Alm. Kakek terbesit, beliau mengatakan bahwa ketika sepi akan mengingatkan pada kematian dan keberadaan orang di sekitar. 

Tentu saja saya berharap sepi itu segera berakhir agar bayangannya menghilang tapi ternyata tidak. Bahkan, lagu-lagu ceria yang diputar tidak bisa mengimbangi gumpalan kekhawatiran. 

Terbesit bagaimana keadaan keluarga dan dia yang sudah Wafat dengan memunculkan keinginan untuk menenangkan mereka kala itu. Berdoa, itu adalah solusi ampuh yang sering dilontarkan oleh semua anggota keluarga dengan yakinnya. Sehingga, satu-satunya yang bisa dilakukan adalah berdoa dan saya sekali lagi mempercayai bahwa dengan berdoa saja bisa menembus dua dunia yang berbeda dan membuatnya terhubung. 

Hingga tulisan ini dibuat, berpikiran bahwa benar jika cinta tidak akan hilang meskipun dua orang selamanya tidak akan bersama seperti yang saya temukan. Saya bisa tahu apa itu cinta dan bagaimana berjalannya sebuah cinta serta perbedaan lain dengan perasaan tertarik, mengagumi, dan penasaran. 

Selain itu, bagaimana kerjanya sebuah doa yang begitu terukur, tajam dan tepat waktu menjadi keyakinan baru bahwa keberadaan Ilahi menjadi perantara awal dari setiap kepuasan yang saya terima selama hidup. tangis akan menemukan tawa, dan putus asa akan menemukan asa yang menggelora. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

🌻

Coretan Cerita di Laut