Coretan Cerita di Laut



Ketika laut berkata "dia tidak kesini, dan tidak  akan kesini"

"Tulisan bahkan prasangka yang dibuat ternyata tidak benar" Ucap gadis dengan mata berair.

Laut hanya melihat, dan memberi kenyamanan sebisanya.

"Aku seringkali melihatnya tertawa dipinggir ku, seperti tidak ada beban" jelas laut

Gadis itu tersenyum dan berkata "Dia juga mengajariku dan aku mencontohnya" 


Pada akhirnya gadis berambut hitam legam itu menikmati setiap hembusan angin yang menerpa wajah sendunya. Akhirnya, air mata satu demi satu turun dengan sendirinya. Gadis itu berkata "Aku merindukannya Laut makanya aku kesini. Aku tidak tau bagaimana beban yang dipikul hingga memilihmu sebagai tempat penenang. Aku tidak tau bagaimana dia tertawa untuk melepaskan semua bebannya. Aku tidak tau apakah dia benar-benar menjadi tenang ketika ada disini", ucapnya dengan suara yang sejak tadi serak.


"Aku tidak tau bagaimana memberi tahumu tentang semua itu. Aku tidak tau apakah aku sudah membuatnya tenang dan melepaskan bebannya. Tapi tawanya benar-benar tulus dan cerah", jelas laut berusaha untuk menenangkan gadis manis itu.


"Aku tahu dan aku sudah sering melihatnya. Maaf selalu mengeluh dan menanyakan hal yang sama. Tapi laut, aku hanya ingin tahu keadaannya sebelum dia meninggalkan dunia ini karena pada saat itu aku tidak bisa bertemu dengan dia untuk terakhir kalinya. Aku hanya ingin mengetahui bahwa dia bahagia dan menemukan ketenangan yang dia inginkan," ucap gadis itu dengan rintih yang sudah tidak bisa ditahan lagi.


"Aku ingin bertemu dan memeluknya. Kamu tau, bahwa sering kali dia datang ke dalam mimpiku, membuatku bisa menangis dan mengungkapkan semua perasaan yang selama ini aku sembunyikan. Aku sangat merindukannya, aku ingin menangis tapi air mataku enggan untuk keluar. Hatiku sakit dan gelisah, tanganku gemetar saat mengingat kepergiannya, dadaku sesak saat semua kenangannya muncul begitu saja. Aku ingin mengeluarkan semuanya tapi air mata sialan ini tidak mau keluar. Sebenarnya aku sudah nyerah dan ikhlas atas kepergiannya tapi tetap saja tidak bisa melupakannya." rintih gadis itu dengan rambut yang sudah terurai entah sejak kapan.


Laut memandanginya dengan sendu dan mengirimkan angin untuk menenangkan perasaan gadis itu. Laut mengerti bagaimana perasaan dan keadaannya. Laut pun masih mengingat saat gadis itu dan laki-lakinya bermain dengan teman SMAnya. Laut melihat bagaimana gadis itu bahagia  bisa bermain dengannya meskipun tidak berdua. Laut juga bisa melihat bagaimana laki-laki yang dimaksud itu tertawa dengan tulus dan cerah. 


"Kamu tahu bahwa dia tidak menyukaimu menangis, berusahalah untuk lebih menerima dan perlahan-lahan melanjutkan hidupmu. Dia sudah mengubahmu dengan baik, jangan sampai kamu terjatuh lagi. Kamu mencintainya bukan? maka coba untuk lebih semangat dan ceria lagi. Aku tidak tau apakah dia juga mencintaimu atau tidak, tapi yang pasti dia tidak ingin kamu menangis seperti ini. Aku mengerti kedaanmu, tapi kamu juga harus menerima semua kenyataannya sekarang." jelas laut dengan hati-hati


Laut merasa teriris melihat kesedihan yang baru saja ditunjukkan oleh gadis manis itu. Dia tidak pernah melihat gadis itu begitu jatuh sampai seperti ini dan melihat bagaimana penyesalan yang gadis itu miliki. Laut tidak bisa menebak apakah laki-laki itu merasakan hal yang sama seperti gadis manis itu, tapi dia tahu bahwa di antara mereka ada sesuatu yang berusaha untuk ditutupi satu sama lain.


"Berdirilah, apakah kamu tidak ingin bermain di sekitar sini? Temukan ketenanganmu dan setelah itu kamu akan kembali tersenyum. Aku hanya ingin mengatakan bahwa dia pasti bahagia bisa dicintai dengan begitu besar oleh gadis tolol sepertimu," candanyaa.


Gadis bermata bulat itu tertawa kecil dan berkata "Iyaa Laut, tapi jangan memanggilku gadis tolol. Aku sudah cukup sadar atas ketololanku selama 5 tahun terakhir ini. Dan terimakasih atas semuanya, terimakasih telah menjadi tempat penenangnya karena aku sadar bahwa aku tidak bisa melakukannya. Aku tidak bisa menenangkannya meskipun aku sangat ingin. Dan terimakasih sudah menjadi wadah air mataku hahaha" tawa kecilnya

Dan yah, gadis itu bermain dengan ombak yang ada di pinggir laut sampai sesekali tertawa senang karena ombak berhasil menipu dirinya.


Disisi lain, terdapat percakapan antara laut dan sebuah jiwa yang raganya sudah menghilang.


"Terimakasih laut, aku senang melihatnya seperti itu dan terimakasih mau menjadi tempat dia pulang. Aku ingin mengatakan bahwa aku juga merindukannya tapi aku tidak bisa. Aku hanya berusaha untuk datang ke dalam mimpinya meskipun hanya sebentar. Aku hanya ingin menemaninya sebentar dan tidak terasa dalam mimpi itu dia menangis dan mengatakan bahwa dia tidak ingin aku tinggalkan. Aku tidak bisa melakukan apa-apa dan tidak bisa menenangkannya. Aku tau perasaannya dan aku tau penyesalannya. Aku pun merasakan hal yang sama, namun selama ini aku hanya takut kalau dia tidak memiliki perasaan yang sama. Tapi, setelah aku melihat dan mendengarnya memanggil namaku setiap waktu membuatku ingin memeluknya tapi sekarang sudah tidak bisa" ucap seseorang tersenyum namun tidak bisa gadis itu lihat. "Aku pamit dan ini untuk yang terakhir. Temani dia laut dan aku tidak bisa melihatnya menangis lebih dari ini. Aku tidak ingin gadisku sedih lagi. Aku ingin dia melanjutkan hidupnya lagi meskipun tanpaku. Aku hanya ingin dia bahagia laut, aku ingin dia tertawa seperti saat aku masih ada. Aku tidak tau bahwa keberadaanku ternyata sangat mempengaruhi setiap langkahnya. Aku ingin memeluknya untuk yang terakhir kalinya dan mengatakan semua yang aku rasakan tapi bukankah itu sudah terlambat? aku juga mencintainya laut" ucapnya dengan mata yang terus memperhatikan gadis itu tertawa bersama ombak laut. 


Pada akhirnya tangis laut pecah saat laki-laki itu menghilang dan tangisnya pun diketahui oleh gadis malang itu. "Mengapa kau menangis laut? Apakah ada sesuatu yang membuatmu menangis," tanya gadis itu dengan raut wajah khawatir. Laut menggeleng dan berkata "Entahlah, kenapa aku menjadi emosional ini" ucap laut yang berusaha untuk meredakan tangisnya. "Aku mendengarmu dan dia sejak tadi" ucap gadis itu tersenyum. Deg laut pun berhenti menangis begitu mendengar ucapan gadis itu. "Aku mendengarnya, dan dia tau aku mendengarnya" ucap gadis itu dengan senyum yang tidak luntur namun matanya sudah mulai berkaca-kaca. "Aku tidak berbohong laut, aku dan dia tau bahwa kita sama-sama bisa  mendengar satu sama lain, tapi tidak bisa jika berkomunikasi. Aku tau dan terimakasih sudah bisa membuatnya mengatakan itu" ucap gadis itu dengan tangan yang berusaha untuk mengusap air matanya.


"Oh tuhan... Jadi ini alasan dia berbicara padaku seemosional itu?" tanya laut. Gadis itu tersenyum diikuti dengan anggukan kecil. "Hanya tadi, untuk seterusnya tidak akan bisa karena dia sudah benar-benar pergi" ucap gadis itu sekali lagi. kemudian gadis itu meninggalkan laut dengan tenang.

"Aku masih bisa melihat dan mendengarmu tapi kamu sudah tidak bisa" ucap laki-laki itu dari tempat lain dengan senyum yang mengembang melihat keceriaan yang ditunjukkan oleh gadisnya.


8 Desember 2023

Gadis berambut panjang seketika menangis mengingat bahwa hari ini sudah dua tahun pemenang hatinya pergi untuk selamanya. Suasana di kamar mendadak sendu seperti memberi pesan bahwa keadaan pemilik kamarnya sedang tidak baik-baik saja

Mengapa dia menangis bahkan setelah 720 hari kepergian pemiliki hatinya?

Pertanyaan itu sudah menjadi pertanyaan yang sering kali dia lontarkan pada dirinya sendiri namun tidak pernah ada jawaban yang memuaskan.


Gadis POV.

Aku selalu mengingat bahwa tanggal delapan merupakan hari dimana dia pergi tanpa pamitan sedikit pun. Aku hanya bisa mengungkapkan bahwa hari ini, detik ini perasaanku masih sama seperti saat pertama kali mendengar kabar kepergiannya. Rasanya masih sakit, dan sekarang aku hanya ingin bilang bahwa aku merindukannya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

🌻

Sebuah Doa dan Dia