🌻



Sudah lama tidak membuat kalimat demi kalimat di lembaran kertas seperti ini. Sudah lama pula objek dari semua tulisan ini tiada tak terlihat lagi. Hari diganti bulan, bulan diganti tahun hingga tak terasa sudah hampir dua tahun semua tulisan ini masih memiliki objek dan nyawa yang sama. Bukan tidak ingin mengubahnya, tapi nyawa dari tulisan lama masih melekat di setiap jari jemari yang mengetik satu persatu huruf. Tak terasa pula fokus teralih pada nyawa yang sekarang ini menghilang menghadap takdirnya.

“tak segampang itu” adalah lagu yang menjadi pengiring beberapa akhir ini. Banyak orang dan pergi dengan sedikit banyak cerita yang pada akhirnya tidak akan menjadi “sesosok seperti dirimu”. Bukankah semua ini sudah melampaui batas dari kesedihan? “kau telah pergi jauh” menjadi fokus dari kesedihan yang tidak bisa hilang mengikuti waktu bahkan tidak terasa berkurang dan sepertinya sudah menjadi bagian dari hidup. Jika malam tiba, maka kenangan itu menjadi film yang secara otomatis berputar dan menjadi pengantar tidur dengan harapan “dia” bisa mengunjungi bunga tidur untuk beberapa waktu. 

Angin menghembus wajah dan mengiringi setiap gerakan indah tanaman menjadi keadaan yang sering kali menemani setiap saat kenangan itu muncul dan menghadirkan perasaan yang sedari hampir dua tahun menjadi makanan setiap hari. Bukan tidak ingin berjalan ke depan, namun banyak hal yang membuat jalan itu berjalan mundur bahkan kaki ini enggan untuk menolak. Setiap waktu, tempat, dan banyak hal lain yang mengingatkan tentang kebiasaan dia yang dulu seperti “mungkin sekarang dia masih melakukan ini”, “mungkin sekarang dia sudah seperti ini”, “mungkin sekarang dia lagi main sama ini”, dan semua kemungkinan itu tidak mungkin terjadi.

Bolehkah aku menyampaikannya untuk sekarang?

Bukankah sudah jelas tentang semua ini?

Cinta, sayang, percaya, harapan sudah habis di kamu

Aku tidak bodoh tapi aku juga tidak pintar dalam melupakan seseorang terlebih lagi itu “kamu”

Pada dasarnya memang sedari dulu “dia” adalah pusat dari harapan dan juga keinginan. “bodoh” tentu saja itu kata yang pantas untuk disematkan pada gadis berambut panjang ini. Tapi, perubahan-perubahan yang dialaminya benar-benar dipengaruhi oleh orang seperti “dia” bahkan kenyataan itu tidak bisa terbantahkan bahkan oleh sahabatnya sendiri. “dia” dengan mudahnya mengubah gadis kaku itu menjadi sesosok yang berbeda.

Bahkan dunia tahu bahwa aku sekarang adalah berkat dirimu

Banyak tawa yang keluar dan banyak ekspresi yang kamu ajarkan

Kehilanganmu sangat mempengaruhi kehidupanku sekarang

Bukankah kamu terlalu cepat pergi? Aku masih butuh tenaga sepertimu

“dia” adalah sesosok patokan dari kebahagiaan yang dia butuhkan tapi sampai sekarang tidak ada orang lain yang seperti “dia”. Gadis itu enggan mencari atau menerima karena yang ia butuhkan hanya sesosok seperti “dia” atau memang “dia”. Setiap bermimpi tentang “dia”, gadis itu seperti mendapatkan beberapa energi untuk bisa berusaha menerima segalanya. Bukankah itu sudah membuktikan bahwa yang ia butuhkan adalah “dia”?.

Aku bertemu denganmu meski lewat mimpi tapi itu seperti nyata

Kamu memberikan semua kenyamanan meskipun hanya tersenyum tanpa berbicara

Setiap kali mimpi itu adalah kamu, aku tetap menerimanya meskipun dalam mimpi pun aku sadar bahwa kamu sudah tiada dan semua itu hanya mimpi.

Semua itu seperti mimpi yang mana sebenarnya aku sudah tahu bahwa aku memang bermimpi dan itu berlaku setiap aku bertemu denganmu di dalam mimpi.

Bukankah kamu tahu bagaimana aku menangis saat mengatakan “takut kamu pergi” dan memegang tanganmu erat tapi kamu hanya tersenyum? Aku sudah tahu bahwa itu mimpi tapi aku ingin mengungkapkannya.

Aku kadang benci bahwa semua itu hanya mimpi dan aku seperti membiarkan kesadaranku ikut berperan dalam mimpi itu.

Aku hanya ingin menunjukkan semua yang tidak bisa aku tunjukkan ketika dirimu masih ada.

Aku benar-benar mencintaimu dan merindukanmu

Tadi malam aku juga bermimpi dan seperti biasa kamu hanya tersenyum dan memberikan kehangatan meskipun hanya beberapa detik seperti biasa.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebuah Doa dan Dia

Coretan Cerita di Laut