Menghampiri kemudian tersenyum
Hujan masih air
Pemilik hati masih sama
Kenangan tak pernah hilang meskipun kadang tergores oleh kepedihan
Mengapa pergi? Itulah pertanyaan yang sering kali terpikirkan oleh pikiran bodoh ini
Tawa, canda, dan kekonyolan melekat disetiap tetesan air hujan ini
Aku tidak bisa bertanya apakah kau mengingatnya
Karena kenyataannya kau sudah kembali pulang ke tempat asal.
Tahukah kau,
Selama ini hujan menjadi saksi bisu kedua setelah laut
Mereka mengingatkan bahwa Kau berada di tempat yang sama dengan tempatku berdiri kala itu.
Mata itu memandangku diikuti dengan 'Sekarang gerimis' dengan senyum manis yang mengukir bibir itu
Kemudian kita menikmati tetesan hujan bersama meskipun pada akhirnya aku pergi
Sangat lucu ketika saat itu aku masih berusaha tidak peduli meskipun kenyataannya itu yang paling diinginkan.
Kenangan manis itu masih tersimpan rapat di dalam relung ingatan, tak usah risau .
Bolehkah aku menjadikan engkau pemilik hati seutuhnya?
Tenang, aku masih bisa mencintai orang lain
Karena pada akhirnya kau akan sering aku ceritakan dengan dia
Tenanglah, kau akan melihatku sangat bahagia dari atas sana
Dia yang hadir sekarang bahkan mengetahui sepenuhnya tentang kenangan yang aku simpan.
Namun, malam ini kau datang dan mengatakan 'Ya benar, Harum itu adalah aku di malam itu' dan kau tersenyum ketika mengatakannya.
Perkataan itu membenarkan semua cerita yang dikisahkan temanku.
Dan aku bahagia mengetahuinya.
Tenanglah,
Aku baik-baik saja
Kita sama-sama bahagia di alam yang berbeda
Kita seperti terhubung lewat mimpi
Dan benar, kau datang dan tersenyum
Satu lagi, Kau masih tokoh utama yang sering aku ingat.
Dia menerima kau tersimpan di dalam kenangan.
Tenang,
Kau pasti menyetujuinya karena dia mengenalku
Dia lucu, bahkan lebih aktif.
Aku bahagia, dan kamu bahagia
Apakah kau akan datang ke mimpiku lagi dan bilang "Lanjutkan, aku disini" dengan keadaan tersenyum lagi?
Semoga
Komentar
Posting Komentar