Bapak dan si tetangga

Seorang bapak-bapak yang dikenal dengan nama “Dol” merupakan sesosok yang memiliki kekurangan yakni pada saat berbicara. Nada bicara dan huruf-huruf yang dilontarkan pun masih sulit dipahami. Selain itu, dengan perawakan yang kurus, cara berpakaian yang lusuh, dan cara berjalan yang sedikit pincang.

Pak dol, orang yang sering kali menyapa orang-orang yang ada dihadapannya. Hal ini dibuktikan dengan beliau tidak sungkan untuk bertegur sapa dan bercanda dengan orang lain yang pada waktu itu sedang memakan bakso dikarenakan alasan tugas. Dengan ditemani semangkok bakso, sebuah lontong, dan saos-saos yang lain, beliau dengan senyum khasnya menyapa dengan nada akrab “Permisi mbak” dengan senyum merekah diwajahnya.

Sesosok perempuan yang tadinya mempunyai misi rahasia langsung menjadikan beliau target sasaran. Dengan embel-embel amit mengambil saos, si perempuan tadi berusaha untuk menjalin komunikasi dengan beliau. “Amit , ngalaah saos” atau permisi , mau ngambil saos dalam bahasa Indonesia.

Berselang beberapa menit setelah si perempuan memakan satu buah baksonya, beliau berbicara dengan tukang bakso “Ben taoh ngelas ruah” ucap beliau yang artinya kamu tahu cara ngelas itu (POV: pada saat itu di samping tukang bakso ada orang yang sedang merenovasi atap depan pasar). Namun, si tukang bakso hanya membalasnya dengan senyuman (mungkin memang begitu sikap ibuk itu)

Perempuan yang tadi sedang memperhatikan beliau, langsung menyambar dengan sebuah pertanyaan “anum taoh ngelas?” atau om tau ngelas? Ucap si perempuan. Dengan wajah excited beliau langsung memasang wajah senyum dan semangat tapi jawabannya tidak menampakkan sebuah arti semangat yang perempuan tadi tangkap (si perempuan mengira beliau bisa ngelas” tapi ternyata beliau malah bilang “benni engkok se taoh, tape Sumani se taoh” ucap beliau yang artinya bukan saya yang tau tapi Sumani yang tau

Kemudian setelah itu si perempuan dan beliau terlibat percakapan yang sedikit lama (dari bakso tinggal 3 yang besar sampai selesai), mereka membicarakan tentang Sumani tersebut. Ya menurut beliau, Sumani adalah janda yang sudah ditinggal suaminya beberapa tahun lalu dengan keadaan sedang bekerja di luar desa. Beliau juga menambahkan jika Sumani adalah perempuan yang bisa ngelas dengan memberikan bukti yaitu bisa membuat kandang ayam (dari besi) milik tetangganya.

Selain itu, beliau menambahkan jika Sumani itu termasuk wanita yang kuat dikarenakan mengasuh anaknya seorang diri. Setelah sampai menceritakan tentang wanita yang bernama Sumani tersebut, beliau berhenti dikarenakan bunyi las semakin kerasa. Pada saat bersamaan perempuan yang tadi berbicara dengan bapak tersebut tersendak dikarenakan kuah yang dihirupnya lolos tanpa saringan ke tenggorokan. Sehingga otomatis beliau bilang “te ngateh bhing” yang artinya hati-hati nak

Mungkin tugas yang diberikan kepada anak perempuan tersebut tidak berhasil dikarenakan diharuskan untuk membuat orang menangis tapi ia tidak tahu cara membuat orang menangis sehingga ia hanya berusaha untuk mengikuti alur bapak tadi bercerita. Oiya, mereka berdua (bapak dan si perempuan) malah membahas tentang kemana tembusan jalan pertigaan disampingnya dan lagi-lagi si perempuan hanya bisa mengiyakan dan menanyakan sesuatu yang tidak bermanfaat.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Coretan Cerita di Laut

🌻