Resensi Buku
Judul : Kriminalisasi Berujung Monopoli; Industri Tembakau Indonesia di Tengah Pusaran Kampanye Regulasi Anti Rokok Internasional
Penulis : Salamuddin Daeng, dkk.
Penerbit : Indonesia Berdikari, 2011
Halaman : 238 Halaman
Dalam buku yang berjudul “Kriminalisasi Berujung Monopoli; Industri Temabakau Indonesia di Tengah Pusaran Kampanye Regulasi Anti Rokok Internasional” yang ditulis oleh Salamuddin Daeng dann teman-temannya yang lain memaparkan tentang kondisi rokok pada saat itu, mulai dari ekspor hingga rokok yang dihasilkan di Indonesia.
Siapa yang tidak tahu rokok? Bahkan sekarang anak-anak SD (Sekolah Dasar) sudah ada yang mengkonsumsi rokok. Pengangkatan tema tentang rokok ini sangat menarik perhatian karena kita ketahui bersama bahwa rokok merupakan hal yang cukup sensitive di Indonesia.
Rokok atau produksi rokok di Indonesia merupakan salah satu penyumbang devisa Negara terbesar selain kelapa sawit dan lain-lain. hal ini disebabkan karena rokok kretek telah banyak terlibat dalam kehidupan masyarakat di Negeri ini.
Rokok selalu menjadi topik pembahasan karena rokok dianggap candu yang dapat mengancam kesehatan, namun disisi lain, rokok merupakan salah satu komoditas yang banyak terlibat dalam kehidupan masyarakat dengan cara menambah lapangan pekerjaan, seperti tersedianya pekerjaan untuk buruh linting, petani tembakau, dan juga cengkeh.
Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) membuat sebuah kebijakan yang berisi tentang aturan anti tembakau atau rokok di berbagai level. Selanjutnya kebijakan tersebut diadobsi oleh WHO (World Health Organization) atau Organisasi Kesehatan dunia.
Dalam buku ini juga mengungkapkan bahwa demi kepentingan kekuasaan raksasa, dengan beralasan kesehatan dunia atau public, mereka mengkampanyekan gerakan anti rokok yang ternyata dananya berasal dari perusahaan-perusahaan farmasi dan rokok multinasional sehingga menyebabkan kerugian ekonomi Nasional yang cukup besar. Kerugian tersebut seperti, usaha rakyat yang mengalami kebangkrutan, hilangnya lapangan pekerjaan, dan tidak tentunya masa depan petani tembakau.
Hal itu tentu saja membuat perekonomian di Indonesia menjadi lebih rumit karena peran dari produksi rokok sendiri sudah jarang di produksi lagi. Pada saat seperti itu, rakyat Indonesia mengalami sebuah kebangkrutan.
Selain itu, masalah rokok di Indonesia sekarang ini menjadi sebuah hal yang begitu lumarah. Banyak sekali toko-toko kecil yang berada di pinggir jalan baik Kota ataupun Desa. Banyaknya penjual tersebut sejalan dengan banyak konsumen yang mengkonsumsi rokok. Konsumen rokok saat ini tidak terbatas pada orang yang berusia 20 keatas tetapi banyak konsumen yang mengkonsumsi rokok berumur kurang dari 17 tahun.
Jika dilihat dari sisi kesehatan, banyak yang menganggap bahwa rokok atau yang mengkonsumsi rokok dapat menyebabkan berbagai penyakit mematikan. Salah satunya adalah kanker paru-paru.
Sebagian orang kehilangan nyawa karena disebabkan oleh merokok. Paru-parunya yang menghitam akibat kandungan rokok tersebut. Setelah melihat perbedaan paru-paru orang sehat dengan paru-paru orang yang sudah lama mengkonsumsi rokok sangat berbeda. yaitu salah satunya adalah paru-parunya yang menghitam.
Dalam buku tersebut juga berisi tentang bagaimana proses ekspor dan import produksi rokok banyak dilakukan antara Indonesia dan juga Amerika Serikat (AS). Dalam buku ini juga dicantumkan beberapa isi yang berkaitan dengan banyaknya eksport atau import yang dilakukan oleh Indonesia dan juga berbagai Negara lain.
Kenapa banyak dari Amerika Serikat? Karena penggunaan atau yang mengkonsumsi rokok di amerika serikat masih tergolong banyak. Pada saat seperti ini, keuntungan bagi Indonesia karena Indonesia merupakan salah satu Negara penghasil tembakau terbesar.
Yang cukup membuat bingung adalah banyaknya table sehingga bagi pembaca yang baru mengetahui informasi rokok pada tahun 2009 tersebut kebingungan. Selain itu, dalam buku tersebut juga membuat pembaca kebingungan dikarenakan banyaknya perusahaan, ataupun oragnisasi di dunia bersangkutan dengan tembakau atau rokok sehingga para pembaca sulit memahami alurnya.
Namun, buku ini memberi sebuah wawasan tentang produksi rokok khususnya mahasiwa-mahasiswa yang memang jurusannya mencakup pertanian maupun manajemen keuangannya. Meskipun informasinya sedikit membingungkan, tetapi banyak sekali pelajaran yang bisa diambil dari buku tersebut. Jika dilihat dari cover-nya, warnanya yang sudah menjadi sebuah keidentikkan dari rokok yaitu berwarna putih dan sedikit coklat.

Komentar
Posting Komentar