Resensi Buku



Judul : Di Tepi Sungai Piedra Aku Duduk dan Menangis

Penulis : Paulo Coelho

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Halaman : 224 Halaman

ISBN : 978-979-22-9262-6


Novel yang berjudul “Di Tepi Sungai Piedra Aku Duduk dan Menangis” ini merupkan karya ciptaan Paulo Coelho adalah seorang novelis yang berasal dari Brazil. Banyak sekali buku-buku yang diciptakan oleh beliau dibaca oleh banyak orang. Salah satu buku ciptaannya yang terkenal adalah The Alchemist sehingga di terjemahkan ke dalam 67 bahasa di dunia. Dalam hidupnya beliau mengatakan bahwa kita bertuhan tidak harus beragama.


Dalam novel “Di Tepi Sungai Piedra Aku Duduk dan Menangis” ini banyak mengambil sisi percintaan, perasaan cinta dan juga perjuangan seseorang. Percintaan dalam buku ini dilihat dari sisi positif dari cinta itu. banyak yang mengartikan cinta sebagai suatu perasaan yang negatif dan juga berdampak negatif pula.


Di novel ini, dengan adanya sebuah cinta, laki-laki dan perempuan bisa membantu satu sama lain, bisa menutupi kekurangan satu sama lain, dan juga bisa berkembang bersama. Jika menunggu adalah sebuah hal yang ditakutkan dalam cinta, tapi dalam cerita di novel ini mengartikan bahwa menungggu adalah sesuatu yang akan berdampak positif bagi kita yaitu kita bisa belajar yang namanya ikhlas dan juga sabar.


Selain itu, percintaan antara laki-laki dan perempuan ini sangat unik karena selain menceritakan perjalanan percintaan mereka, dalam novel ini juga disandingkan dengan keagamaan. Agama yang ditonjolkan dalam novel ini adalah agama katolik. Pilar adalah perempuan yang menunggu teman masa kecilnya yang pergi untuk sebuah tujuan. Dalam penantian itu, pilar kehilangan rasa percayanya kepada agama yang dianutnya yaitu agama katolik.


Setelah bernajak dewasa, takdir mempertemukan ia dengan teman yang ditunggu-tunggu selama ini. Perbedaan pemikiran temannya membuat pilar awalnya terkejut dan tidak mengerti dengan pemikiran temannya itu.


Dalam proses mengenal cinta, pilar sempat menolak untuk menyadari kalau ia sebenaranya mencintai temannya itu tapi pada akhirnya dengan perjalanan magis yang di terimanya selama bersama temannya membuatnya sadar bahwa ia mencintai temannya.


Dalam perjalanan spiritual atau perjalanan mengenal kembali tuhan atau agama, dalam buku ini seperti mencerminkan orang-orang yang sudah kehilangan rasa percaya kepada tuhan yang mereka anut waktu kecil dan setelah melalui proses yang panjang dan berliku orang itu menemukan tuhan yang ia percayai dan juga membuat jiwanya tenang.


Kebingungan pilar tersebut mengenai sebuah kepercayaan terhadap tuhan dan pada akhirnya menemukan kepercayaan itu lagi adalah sebuah bentuk bahwa kita disuatu titik akan merasa tidak membutuhkan yang namanya “Tuhan” tapi setelah mengalami berapa hal kita akan menemukan yang namanya kepercayaan kepada “tuhan”.


Selain itu, pilar yang memiliki batasan-batasan yang dibuatnya sendiri menjadi manusia yang bisa menerima resiko dari setiap hal yang ia pilih. Karena resiko tersebut bisa mengajari kita bagaimana memilih dan juga memikirkan sesuatu tindakan hanya pada sisi negatifnya saja tetapi dari sisi positif.


Pada saat yang bersamaan, jika kita berani untuk mencintai seseorang, kita harus bisa menerima segala resiko yang akan dihadapi salah satunya adalah kehilangan orang itu. sama hal nya dalam judul novel ini, pilar menangis mengeluarkan semua keluh kesahnya saat mempercayai cintanya sehingga ketika suatu saat nanti ia akan bisa menerima resiko-resiko yang akan diterima.


Judul buku itu mengenai sungai piedra, sungai piedra dalam novel ini dijadikan sebuah kepercayaan bahwa dengan menangis dan menulis keluh kesah selama in kemudian di buang kedalam sungai itu, maka hati kita akan tenang dan juga tentram.


Dalam pemilihan warna buku yang kontras dan juga dengan latar sungai dengan seorang perempuan sangat menggambarkan cerita dalam buku ini, namun yang disayangkan adalah dalam cover tersebut seharusnya di tampakkan pria yang menjadi alasan Pilar menemukan kembali kepercayaanya terhadap agama dan juga tuhan.


Dari segi penulisan kata dan juga kalimat sedikit bingung karena ada beberapa kalimat yang susah untuk dicerna karena menggunakan bahasa-bahasa agama.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Coretan Cerita di Laut

🌻