-

 Resensi Buku



Judul Buku : Petani dan Penguasa (Dinamika Perjalanan Politik Agraria Indonesia)

Penulis Buku : Noer Fauzi

Penerbit Buku : Pustaka Pelajar Offset

Halaman : 316

ISBN : 979-9289-04-1


Buku yang berjudul Petani dan Penguasa (Dinamika Perjalanan Politik Agraria Indonesia) ini merupakan karya dari Noer Fauzi. Beliau lahir di Ciputat pada tahun 1965 dan menyelesaikan studynya di Universitas Padjajaran- Fakultas psikiologi. Lahirnya buku ini didasarkan pada pengalamannya terlibat dalam pendidikan dan advokasi sejumlah kasus tanah di Jawa Barat dan aktif bekerja di Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Pedesaan (LPPP).


Dalam buku ini menggambarkan atau menceritakan bagaimana keadaan pertanian Indonesia jika dibandingkan dengan yang sekarang. Selain itu, dalam buku ini banyak sekali informasi mengenai dunia pertanian yang cocok untuk mahasiswa Fakultas pertanian.


Pada zaman dulu, rakyat Indonesia masih tunduk pada raja dan keturunannya sehingga belanda dengan sangat pintarnya menjadikan raja atau bupati sebagai tameng agar rakyat indonesai dengan sangat ikhlas memberikan sebagian tanah pertanian dari petani.


Pertanian yang dilakukan pada zaman awal penjajahan Belanda dan juga pada masa VOC memonopoli bangsa Indonesia. pada zaman VOC, petani atau rakyat Indonesia harus menyediakan maksimal 1/5 tanah para petani untuk ditanami oleh kopi dan lain-lain. namun sayangnya, para pemerintah atau bupati memberi aturan bahwa petani harus menyediakan lahan tanah minimal 1/5 dari tanah petani.


Kejadian tersebut tentu saja sudah sangat menggambarkan bagiamana bupati zaman penjajahan Belanda yang merupakan pribumi atau orang Indonesia dengan memikirkan keegoisan sendiri menjadi sangat rakus dan buta akan harta sehingga dengan teganya memperlakukan masyarakatnya dengan sangat kejam.


Pada cerita ini dapat diketahui dengan jelas bahwa yang menambah beban dan kesengsaraan rakyat Indonesai zaman penjajahan belanda adalah dari bupatinya sendiri. bupati yang mengambil keuntungan wewenang dan jabatan yang diberikan kepadanya.


Dengan adanya bacaan dalam buku ini diketaui banyak hal mengenai jalan hidup para petani mulai dari dimanfaatkan oleh para bupati daerah sendiri dan juga oleh pemerintah belanda atau VOC. Selain itu, dalam buku ini juga di jelaskan bahwa tanam paksa yang dilakukan oleh petani dan juga masyarakat Indonesia sebenarnya tidak terlalu sadis seperti yang digambarakan dalam buku, namun kesengsaraan yang dialami oleh masyarakat Indonesia akibat kerja paksa tersebut dikarenakan bupati yang menambah pekerjaan kepada para masyarakat Indonesia.


Sewa tanah yang sekarang terkenal dengan bak merupakan pengaplikasian pada zaman penjajahan belanda. Dalam hal ini, juga dikenal dengan kapitalisme dimana orang yang memiliki modal akan bisa menyuruh pekerja atau buruh dengan imbalan uang.


Hal itu juga di terapkan di zaman sekarang, dimana para buruh tani akan dibayar oleh orang yang menyuruh (yang mempunyai modal) untuk membajak sawah atau sebagainya. Hal tersebut merupakan salah satu peninggalan pada pemerintahan Belanda.


Diketahui pula bahwa komoditas pertanian yang menjadi sebuah komoditas utama di Indonesia adalah padi. kita keathui bersama bahwa komoditas utama pertanian Indonesaia adalah padi. padi merupakan bahan makanan pokok yang menjadi sebuah komoditas terpenting di Indonesia, oleh karena itu dengan semaksimal mungkin Pemerintah mencoba untuk memeperkuar sektor pangan Indonesia melalui komoditas padi.


Pada saat membaca buku setebal 316 halaman lebih ini, kita akan mengetahui seluk beluk dari perjalanan pertanian Indonesia. bahasa yang seperti pada buku pelajaran akan sedikit membuat mengantuk atau bosan tapi urutan cerita atau urutan pembahasannya yang runutut sehingga lebih mudah untuk di pahami.


Dalam buku ini pula, pertanian atau perkembangan pertanian mulai dari tanam paksa sampai sewa tanah dan sebagainya sangat membantu para mahasiswa pertanian dalam menambah ilmunya mengenai seluk beluk pertanian di Indonesia sehingga menjadi acuan dalam mempertimbangkan sebuah penelitian pertanian.


Buku yang merangkum tentang berbagai macam masalah persawahan ini menjadi sebuah buku yang harus di baca hal ini dikarenakan banyak sekali sejarah-sejarah yang jarang kita ketahui lewat buku sejarah di Indonesia. pada akhir buku juga akan diberi tahu mengenai buku-buku tentang pertanian yang penulisanya sama-sama Noer Fauzi


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Coretan Cerita di Laut

-
Gambar
Ketika laut berkata "dia tidak kesini, dan tidak  akan kesini" "Tulisan bahkan prasangka yang dibuat ternyata tidak benar" Ucap gadis dengan mata berair. Laut hanya melihat, dan memberi kenyamanan sebisanya. "Aku seringkali melihatnya tertawa dipinggir ku, seperti tidak ada beban" jelas laut Gadis itu tersenyum dan berkata "Dia juga mengajariku dan aku mencontohnya"  Pada akhirnya gadis berambut hitam legam itu menikmati setiap hembusan angin yang menerpa wajah sendunya. Akhirnya, air mata satu demi satu turun dengan sendirinya. Gadis itu berkata "Aku merindukannya Laut makanya aku kesini. Aku tidak tau bagaimana beban yang dipikul hingga memilihmu sebagai tempat penenang. Aku tidak tau bagaimana dia tertawa untuk melepaskan semua bebannya. Aku tidak tau apakah dia benar-benar menjadi tenang ketika ada disini", ucapnya dengan suara yang sejak tadi serak. "Aku tidak tau bagaimana memberi tahumu tentang semua itu. Aku tidak tau apaka...
Baca selengkapnya
-
Gambar
  Resensi Buku   Judul                : Anak Semua Bangsa Penulis              : Pramoedya Ananta Toer Penerbit            : Lentera Dipantara Halaman           : 536 halaman Buku yang berjudul Anak Semua Bangsa merupakan buku Tetralogi ke dua kelanjutan dari Bumi Manusia. buku ini lebih menekankan pada bagaimana minke sedang mencari atau sedang membuka pikirannya untuk belajar tetang pribumi dan juga dunia luar selain eropa. Kutipan-kutipan setiap tokoh memiliki makn yang dalam untuk mengetahui cara mencintai Negara sendiri. Kutipan para tokohnya seakan memberi sebuah nasehat secara tidak langsung kepada kita sebagai pembacanya tentang bagaimana kita harus bisa membanggakan budaya kita tidak hanya membanggakan kebudayaan orang lain. jangan per...
Baca selengkapnya

🌻

-
Gambar
Sudah lama tidak membuat kalimat demi kalimat di lembaran kertas seperti ini. Sudah lama pula objek dari semua tulisan ini tiada tak terlihat lagi. Hari diganti bulan, bulan diganti tahun hingga tak terasa sudah hampir dua tahun semua tulisan ini masih memiliki objek dan nyawa yang sama. Bukan tidak ingin mengubahnya, tapi nyawa dari tulisan lama masih melekat di setiap jari jemari yang mengetik satu persatu huruf. Tak terasa pula fokus teralih pada nyawa yang sekarang ini menghilang menghadap takdirnya. “tak segampang itu” adalah lagu yang menjadi pengiring beberapa akhir ini. Banyak orang dan pergi dengan sedikit banyak cerita yang pada akhirnya tidak akan menjadi “sesosok seperti dirimu”. Bukankah semua ini sudah melampaui batas dari kesedihan? “kau telah pergi jauh” menjadi fokus dari kesedihan yang tidak bisa hilang mengikuti waktu bahkan tidak terasa berkurang dan sepertinya sudah menjadi bagian dari hidup. Jika malam tiba, maka kenangan itu menjadi film yang secara otomatis berp...
Baca selengkapnya